Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu
penyakit menahun yang tidak dapat disembuhkan akibat tingganya kadar gula dalam
darah. Menurut WHO tahun 2012, prevalensi global DM tipe 2 pada tahun 2000 sebanyak 171 juta orang
dan akan meningkat hingga 366 juta pada tahun 2030. Pada 2030 akan terdapat
lebih dari 82 juta orang berumur di atas 64 tahun menderita diabetes di negara
sedang berkembang, di negara maju ada 48 juta orang. Pada tahun 2000 jumlah
penderita DM di Indoensia mencapai 8,4 juta jiwa, pada tahun 2003 jumlah
penderita 13.797.470 jiwa sedangkan pada tahun 2005 jumlahnya telah mencapai
sekitar 24 juta orang.
Prevalensi nasional DM (berdasarkan
hasil pengukuran gula darah pada penduduk umur > 15 tahun di perkotaan)
adalah 5,7%, di daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%.
Prevalensi nasional Toleransi Glukosa Terganggu (berdasarkan hasil pengukuran
gula darah pada penduduk umur > 15 tahun di perkotaan) adalah 10,2%.
Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi DM di atas prevalensi nasional, salah
satunya adalah Yogyakarta. (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : 2008)
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2007 menunjukkan diabetes merupakan penyebab kematian nomor 6 dari seluruh
kematian pada semua kelompok umur. Indonesia menempati urutan keempat dunia
untuk jumlah penderita DM. 90% penderita DM di Indonesia adalah DM tipe 2. DM
tipe 2 merupakan jenis DM yang lebih banyak disebabkan oleh lifestyle yang tidak sehat. Bila tidak
ada tindakan pencegahan akan ada lebih banyak penderita DM di Indonesia. Diabetes mellitus dapat mengakibatkan
komplikasi pada sistem pembuluh darah seperti penyakit aterosklerosis, penyakit
jantung koroner, diabetic nephropathy dan neuropathy (Sheetz, 2002 dalam Rekha et al, 2010). Untuk mengurangi risiko
kematian dan mengurangi biaya pengobatan DM, diperlukan pencegahan. Pencegahan
dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup atau life style, meliputi pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan
berat badan dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Pencegahan
primer diperlukan karena Life style
diduga berperan dalam menimbulkan peningkatan kadar gula darah tubuh. Sebanyak
50% penderita tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes mellitus dan di
beberapa negara jumlahnya mencapai 80%. Keberhasilan pencegahan primer akan
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan penderita untuk mengontrol penyakit
Diabetes mellitus dan meningkatkan kualitas hidup. (PERKENI Konsesus
pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus di Indonesia, 2006).
Kenali gejala diabetes dari sekarang.
(pitajeng)
Kenali gejala diabetes dari sekarang.
(pitajeng)
0 komentar :
Posting Komentar