Status
Gizi kurang menyebabkan ketahanan tubuh menurun dan seragan pathogen lebih kuat
sehingga akan menyebabkan keseimbangan terganggu dan akan terjadi infeksi.
Penyakit infeksi sendiri akan menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan
dan mengakibatkan kekurangan gizi, sehingga terjadi hubungan timbal balik
antara status gizi dan status kesehatan.
Pada keadaan gizi kurang balita lebih mudah terserang ISPA berat bahkan
serangannya lebih lama, dan 40,0% kejadian ISPA berulang yang lebih banyak pada balita dengan status gizi
kurang(Sukmawati,2010).
Disamping itu, adanya
hubungan antara gizi buruk dan terjadinya campak dan infeksi virus berat
lainnya serta menurunnya daya tahan tubuh anak terhadap infeksi. Status gizi
pada bayi akan dipengaruhi oleh asupan makanan, salah satunya adalah Air Susu
Ibu (ASI).
Air
susu ibu (ASI) sebagai nutrisi terlengkap untuk bayi telah lama diketahui
mempunyai manfaat bagi bayi termasuk pada bayi prematur untuk mengurangi
kejadian infeksi dibanding susu formula(Hardjito,
2011 & Silva et al, 2004). Kandungan
gizi ASI dapat dilihari pada tabel 1. Pada masa bayi, nutrisi merupakan
kebutuhan paling besar dibandingkan kebutuhan pada masa manapun dalam kehidupan
untuk mencapai tumbuh kembang optimal(Nasar,2004). Secara tidak langsung pada
bayi berat badan lahir rendah lebih banyak
memerlukan ASI dibandingkan bayi yang lebih besar (Basuki, 2009).
Kebutuhan nutrisi bayi prematur sebesar 90-120 kkal/kgBB/hari. Masukan protein sebesar 2.25-4.0
g/kgBB/hari
dinilai adekuat dan tidak toksik. Kebutuhan yang diperkirakan berdasarkan untuk
penambahan berat badan janin adalah 3.5-4.0 g/kgBB/hari. Lemak merupakan sumber energi
terbesar yang setara dengan masukan sebesar 5-7 g/kgBB/hari. Karbohidrat memasok energi
sebesar 40-50% dari kebutuhan per hari atau setara dengan 10-14 g/kgbb/
hari (Nasar, 2004).
Sumber:
Food and Nutrition Board, National Research Council Washington DC, 1980
Nutrisi
pada ASI tidak dapat digantikan oleh susu formula, sehingga American Academy of
Pediatrics (AAP) pada tahun 1997 mengeluarkan rekomendasi tentang air susu ibu
(ASI) yang direvisi pada tahun 2004 yang merekomendasikan agar dokter anak dan
tenaga kesehatan lain membantu ibu dalam
memulai menyusui bayinya, baik bayi yang sehat maupun bayi yang beresiko tinggi. Keunggulan ASI adalah mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi, terutama diare dan infeksi saluran pernafasan akut,
ASI meningkatkan kecerdasan anak dibandingkan yang tidak mendapatkan ASI, ASI
mengandung energi dan zat-zat gizi lainnya yang paling sempurna serta cairan
hidup yang sesuai dengan kebutuhan bayi hingga berumur 6 bulan, ASI bersih,
sehat, aman, mudah dicerna dan selalu tersedia dengan suhu yang sesuai. Sehingga
tidak diragukan lagi besarnya manfaat dari ASI.
0 komentar :
Posting Komentar