Rabu, 16 Oktober 2013

Masalah Kesehatan Selama Perjalanan Wisata


Melakukan perjalanan wisata  pun bukan tanpa risiko bagi kesehatan. Orang-orang yang melakukan perjalanan berisiko mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang dikarenakan perjalanan disebut kasus travel medicine.  Faktor-faktor pokok yang mempengaruhi adalah model transportasi, tempat yang dikunjungi, durasi dan musim saat perjalanan, tujuan perjalanan, standar akomodasi dan hygienitas makanan, perilaku wisatawan, serta riwayat kesehatan wisatawan. Standar akomodasi, jenis makanan yang dikonsumsi, dan perilaku wisatawan merupakan aspek yang bisa memberikan kontribusi pada status kesehatan wisatawan saat di obyek wisata yang dikunjungi. Wisatawan bisa juga bisa mendadak mengalami perubahan penting dalam hal ketinggian, kelembaban, temperatur, dan terekspos penyakit-penyakit menular yang akan mempengaruhi kesehatannya selama perjalanan.  Resiko mengalami permasalahan kesehatan semakin mengingkat ketika mengunjungi obyek wisata di negara berkembang. Karena sejauh ini negara-negara berkembang  dianggap sebagai daerah tujuan wisata yang mempunyai risiko kesehatan tertentu. Permasalahan kesehatan para wisatawan yang berkunjung ke negara berkembang dengan iklim tropis diantanranya adalah sebagai berikut :
1.      Malaria
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan karena infeksi empat spesies protozoa yang berasal dari genus Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Gejala penyakit malaria adalah sakit kepala, nyeri perut, demam, rasa dingin, peluh, lelah, lemah, anorexia atau disertai muntah. Komplikasi terburuk yang bisa ditimbulkan dari penyakit malaria adalah kematian. Sehingga diperlukan pencegahan terhadap penykit ini. Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki endemik malaria yang harus diwaspadai. Apalagi ketika berwisata ke wilayah Indonesia timur yang paling banyak angka kejadian. Pencegahan penyakit malaria adalah dengan menghindari gigitan nyamuk Anopheles dan mengkonsumsi obat anti malaria sebelum perlajanan wisata ke daerah endemik.
2.      Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Nyamuk demam bedarah hanya menggigit pada waktu tertentu yaitu pada pagi hari pukul 06.00-09.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00. Penyakit ini banyak dijumpai pada daerah tropis dan sub-tropis, dan menjangkit luas di banyak negara di Asia Tenggara. Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak, sakit kepala hebat, rasa sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam. Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 40-41◦C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainnya yang menyertai demam berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul kecenderungan pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam tubuh. Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran pernapasan, shock dan kematian. Timnul pula bercak-bercak merah pada daerah wajah dan dada. Saat ini, tidak tersedia vaksin untuk demam berdarah. Pencegahan terbaik adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Seseorang yang terjangkit penyakit ini sebaiknya segera dirawat, dan terutama dijaga jumlah cairan tubuhnya.
3.      Diare
Diare adalah kelainan irama usus yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar dan wujudnya cair. Dikatakan mengalami diare jika telah buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari yang tidak dapat ditahan, dan timbul nyeri pada perut. Diare terbagi menjadi diare Akut dan Kronik. Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2 minggu. Penyebab diare adalah menurunnya absorbsi normal larutan dalam air, meningkatnya sekresi elektrolit kedalam lumen intestinal, adanya absorbsi yang buruk secara osmosis larutan aktif di lumen usus, meningkatnya motilitas intestinal, penyakit inflamasi yang menghasilkan darah, pus dan mucus. Makanan yang dikonsumsi juga menjadi salah satu faktor penyebab diare. Kurang hygienis atau makanan terlalu pedas, sehingga mengiritasi saluran pencernaan. Sehingga pencegahannya adalah menjaga asupan makanan yang dikonsumsi oleh para wisatawan. 
4.      Hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit hati yang ditularkan oleh virus.  Hepatitis A ditularkan melalui air minum dan makanan yang tidak bersih, yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus. Gejala Hepatitis A ialah demam ringan, nafsu makan hilang, mual-mual, urin berwarna gelap mengandung bilirubin, ikterus meningkat, pembesaran hati ringan, dan sering terasa nyeri25. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga hygienitas minuman dan makanan yang dikonsumsi.
5.      Kecelakaan di obyek wisata
Kecelakaan yang biasa dialami wisatawan di negara berkembang yang dikunjungi ada 2 yaitu kecelakaan di jalan, dan karena mengalami kekerasan. Selain itu ada kecelakaan wisatawan di obyek wisata air. Kecelakaan wisatawan di obyek wisata air diasosiasikan dengan aktivitas  berenang, menyelam, berlayar dan aktivitas yang lain. Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan di jalan diantaranya memastikan kendaraan yang digunakan memenuhi standar, pengemudi kendaraan tidak dalam keadaan mabuk atau mengkonsumsi alkohol, dan saat perjalanan mematuhi peraturan lalu lintas. Sedangkan kecelakaan karena mengalami kekerasan biasanya berhubungan dengan kondisi daerah wisata yang sedang ada konflik. Sehingga demi keamanan wisatawan tidak mengujungi dulu daerah tersebut. Kecelakaan yang wisatawan di obyek wisata air dapat dicegah dengah mematuhi peraturan yang ada pada obyek wisata dan selalu berhati-hati.
Selamat berwisata dan tetap Jaga kesehatannya anda, (pitajeng)

0 komentar :

Posting Komentar